Yasodhara Puteri

Mencerdaskan…Mencerahkan….

MENYENTUH ANAK KECIL DALAM DIRI KITA

Posted by yasodhara on February 15, 2009

Bayangkanlah ada anak kecil dalam diri kita. Anak kecil yang merupakan diri kita sewaktu kecil. Mungkin banyak kejadian sewaktu masa kecil yang membekas akibat perlakukan dan pendidikan orang tua. Namun, apa pun kejadian yang pernah dialami sewaktu kecil itu, cobalah saat ini kita mengenali dan berusaha memahaminya dengan menyentuh anak kecil yang ada di dalam diri kita itu.
Mungkin orang tua telah meninggalkan luka amarah, dendam dan kebencian akibat tindakan kekerasan yang dilakukannya sewaktu kita kecil. Namun, dalam menyentuh anak kecil di dalam diri kita itu saat ini, marilah kita sentuh hati anak kecil yang lembuh dan halus itu dengan cinta kasih.
Dengan melihatnya secara mendalam (vipassana) cobala kita berusaha mengenali dan memahami bahwa duri amarah, dendam dan kebencian yang tertanam itu adalah juga kasih sayang orang tua yang mungkin belum mengerti mengenai sia-sianya pendidikan kekerasan yang dilakukannya, serta belum memahami kebutuhan anak untuk dimengeti dan diberlakukan dengan kelembutan.
Jagalah hati anak kecil yang masih mengandung cinta kasih, perasaan lembut, kasih sayang itu, dan berusahalan mencabut kemarahan, dendam, benci yang terlanjur tertanam hanya karena kekeliruan. Sentuhlah secara mendalam sambil menumbuhkan pengetian bahwa tak ada orang tua yang tidak cinta kepada anaknya, meski seringkali ekprssi cinta itu salah dan keliru.
Kita semua akan menjadi orang tua, kita juga bagian dari keberlangsungan orang tua kita. Haruskah pendidikan kekerasan akan juga tertular kepada anak-anak kita seterusnya? Cobalah lihat, adakah keketusan, kekerasan kepala, amarah, dendam pada anak-anak kita. Dari manakah itu datangnya? Haruskah rantai kekerasan dan kebencian, amarah dan dan dendam berkelanjutan terus, dari generasi ke generasi, menciptakan konflik dan peperangan tak ada habis-habisnya.
Marilah dalam duduk hening di tengah malam ini, kita layangkan kembali pandangan kita ke masa silam, masa kecil kita. Sentuhlah secara mendalam anak kecil yang ada dalam diri kita itu, dengarkan, amati dan rasakanlah saja. Mungkin masih ada energi dendam, benci dan amarah, cobalah kenali dan pahami dan transformasikan kembali ke dalam hati anak kecil kita yang lembut, suci, penuh harap kasih sayang dengan cara memahami bahwa segala perlakuan orang tua kita adalah sesungguhnya cerminan dari cinta kasihnya.
Orang tua dalam diri kita, anak kecil dalam diri kita adalah sama-sama saling mencintai. Anak kecil yang lemah yang memerlukan pengertian dengan sentuhan kasih sayang dan kelembutan tanpa mempergunakan kekerasan. Orang tua yang mungkin karena kesibukan menafkahi keluarga yang masih belum-tahu dan masih belum mengenali akan sikap kelembutan yang dibutuhkan anaknya, ketimbang sikap kekerasan dan ketergesa-gesaa yang dilakukannya yang menjadikan anaknya terluka.
Sentuhlah anak kecil kita dalam diri kita. Cabutlah karat dendam, benci, amarah, kekesalan ketika mengeluarkan nafas dalam-dalam, dan tanamkanlah kembali teratai hati yang lembut, penuh kasih, cinta dan sayang ketika menarik nafas dalam-dalam. Kita melakukannya dengan penuh kesadaran (mindfulness), hingga karat energi negatif yang tersimpan itu meleleh perlahan seturut dengan mekarnya teratai energi yang positif yang menjadikan diri kita tumbuh dalam ketegaran kebaikan dan cinta.
Kita bernapas dengan menyadari aliran masuk dan keluarnya. Kita hidup dengan mengalami aliran cinta dan benci, kemarahan dan kemegertian, kekerasan dan kelembutan. Kita menyadari napas masuk dan keluar sebagaimana adanya. Kita mengenali cinta dan benci, kemarahan dan kemengetian, kekerasan dan kelembutan sebagaimana adanya.
Hanya dibutuhkan sedikit sentuhan untuk mengeluarkan enegeri negatif karat benci, amarah dan memasukkan atau menamam kembali energi yang positif, teratai cinta, kemengertian dan kelembutan untuk penyembuhan diri kita. Sejalan dengan itu kita pun akan bernapas secara mendalam, menghembuskan kembali energi positif teratai cinta, kemegertian dan kelembutan seraya menarik masuk energi negatif benci, kemarahan dan kekerasan yang ada di diluar untuk kesehatan segenap masyarakat.
Kita menyadari semuanya memiliki kesamaan kebutuhan dan penderitaan, semua sama-sama memiliki pemenuhan dan kebahagiaan. Di dalam menyentuh anak kecil dalam diri kita, anak kecil yang telah tumbuh dewasa dan menjadi orang tua, kita menyadari bahwa semuanya memang membutuhkan cinta dan cinta juga menyembuhkan semua. Loka pathambka metta, hanya cinta kasihlah yang menyembuhkan dunia! (Jo Priastana).

Leave a comment